amp_header

Kisah Kontroversial Soebandrio, Kepala BIN Era Soekarno yang Diduga Mendukung PKI

Reporter: Muhamad Zen |
Editor:Muhamad Zen |
Minggu 17-09-2023,22:01 WIB |

BURUHTINTA.co.id - Sepak Terjang Soebandrio sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) pada masa pemerintahan Soekarno telah menjadi buah bibir publik. Dalam perannya sebagai Kepala BIN, Soebandrio dituduh memberikan perlakuan tidak adil yang menguntungkan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Banyak orang menganggap bahwa produk intelijen yang dihasilkan oleh Soebandrio selama periode tersebut cenderung mendukung PKI, meskipun sebelumnya ia diketahui sebagai anggota Partai Sosialis Indonesia (PSI).

amp_in_article1

Salah satu peristiwa yang paling menghebohkan sebelum meletusnya G30S PKI adalah penemuan dokumen Gilchrist yang dikaitkan dengan Subandrio. Dokumen itu diduga berpihak pada PKI dan sekaligus membuat Angkatan Darat terlibat dalam situasi yang sulit. Namun, penemuan ini kemudian diakui palsu.

Subandrio juga memunculkan isu tentang adanya sekelompok perwira Angkatan Darat yang tidak setia kepada Soekarno, yang memicu munculnya Dewan Jenderal dan akhirnya berujung pada peristiwa G30S PKI.

amp_in_article2

Namun, setelah G30S PKI terjadi, karier Subandrio sebagai Kepala BIN berakhir. Ia ditangkap dan ditahan bersama dengan 12 menteri lainnya. PKI juga dinyatakan sebagai partai terlarang.

Soebandrio, lahir di Kepanjen, Malang, Jawa Timur pada tanggal 15 September 1914, memulai karir pendidikannya di Sekolah Tinggi Kedokteran Jakarta. Selama penjajahan Jepang, ia aktif dalam perlawanan terhadap pendudukan Jepang. Pada masa awal kemerdekaan, ia menjabat sebagai sekretaris kementerian informasi. Sebelum menjadi Kepala BIN, ia juga pernah menjadi duta besar di London dan Moskwa.***

amp_banner1
Tags : intelejen
Sumber :
amp_banner2
amp_banner3

Berita Populer

amp_banner4
amp_footer