amp_header

Demo Mahasiswa Tuntut Kapolda Kalteng dan Kapolresta Palangka Raya Dicopot, buntut Brigadir AK Tembak Warga

Reporter: Muhamad Zen |
Editor:Muhamad Zen |
Jumat 20-12-2024,18:33 WIB |

Di tengah ketenangan Kota Palangka Raya, ribuan mahasiswa dari berbagai kampus turun ke jalan dalam aksi protes yang mengguncang pada Kamis, 19 Desember 2024, di depan Markas Polda Kalimantan Tengah. Aksi ini bukan sekadar unjuk rasa biasa, melainkan ledakan amarah yang menyuarakan ketidakpuasan terhadap tindakan brutal seorang polisi yang diduga membunuh seorang warga secara keji—sebuah peristiwa yang memicu kemarahan luas di kalangan pemuda.

Dengan tekad yang tak tergoyahkan, para mahasiswa menyuarakan tuntutan mereka. Setiap seruan menjadi simbol perjuangan untuk keadilan. Mereka menuntut transparansi penuh dalam proses hukum terhadap Brigadir Anton, polisi yang diduga terlibat dalam insiden tersebut. Selain itu, mereka mendesak agar anggaran kepolisian lebih difokuskan pada penguatan moral dan integritas personel, memastikan mereka yang bertugas melindungi masyarakat tidak mengkhianati kepercayaan publik. Mereka juga menyerukan evaluasi menyeluruh terhadap institusi kepolisian, termasuk audit tahunan yang ketat untuk menilai integritas psikologis dan fisik setiap anggota.

amp_in_article1

Di tengah badai kritik, nama Irjen Pol Djoko Poerwanto, Kepala Kepolisian Kalimantan Tengah, menjadi sorotan utama. Para mahasiswa dengan lantang menuntut tanggung jawabnya sebagai pemimpin atas tindakan bawahannya, mempertanyakan kemampuannya dalam menjaga kehormatan dan kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian.

Menanggapi gelombang tuntutan ini, juru bicara kepolisian menyampaikan pernyataan bahwa kasus tersebut sedang ditangani secara serius dan transparan. Namun, bagi para mahasiswa, janji-janji ini terdengar hampa, tak mampu meredam api kemarahan dan skeptisisme mereka.

amp_in_article2

Saat aksi protes memuncak, suara mahasiswa terus menggema, menuntut keadilan dan reformasi tanpa kompromi. Mereka memperingatkan bahwa jika seruan mereka diabaikan, perubahan besar akan datang. Setelah meninggalkan markas polisi, para mahasiswa berharap suara mereka akan menggema ke seluruh penjuru negeri, menjadi panggilan tegas untuk perubahan demi tegaknya keadilan dan akuntabilitas.

amp_banner1
Sumber :
amp_banner2
amp_banner3

Berita Populer

amp_banner4
amp_footer