header

Lahirnya Kampung Muslim Tondano: Catatan Sejarah Para Pengikut Kyai Mojo

Selasa 29-08-2023 / 01:16 WIB


Lahirnya Kampung Muslim Tondano: Catatan Sejarah Para Pengikut Kyai Mojo

Kampung Jawa Tondano, atau yang juga dikenal sebagai Jaton, tentu menjadi fenomena yang menarik. Menurut Profesor Ishak Pulukadang, Jaton termasuk dalam kawasan strategis provinsi dan sudah menjadi Desa Budaya. Desa ini sering dikunjungi oleh pejabat-pejabat keturunan Jawa. Menurut warga setempat, Amien Rais, Abdurrahman Wahid, dan Sri Sultan Hamengkubuwono X pernah berkunjung ke sana.

Makam Kyai Mojo, yang masih terawat dengan baik, tentu menjadi tujuan ziarah. Lurah Jawa Tondano saat ini, Surianto Mertosono, pernah menyatakan bahwa desanya adalah "desa penelitian." Banyak sarjana yang datang untuk melakukan penelitian, termasuk di antaranya adalah mahasiswa pascasarjana teologi. Menurut Mertosono, kampung ini memiliki penduduk sebanyak 2.593 jiwa. Jumlah ini belum termasuk Tegalrejo, yang secara administratif masuk ke dalam Desa Tonsea Lama.


Kembuan mencatat, setelah Amal Modjo, cucu Kyai Mojo dari anaknya bernama Gazali, lulus dari Kweekschool (sekolah guru) di Tondano pada tahun 1902 dan kemudian menjadi guru di Gorontalo, sebagian penduduk Kampung Jawa Tondano pada tahun 1904 pindah ke Gorontalo untuk bertani. Kembuan menulis: "Mereka membuka sebuah kampung baru, yang dinamakan Kampung Jawa Yosonegoro ... Gelombang berikutnya berpindah ke sebuah daerah di dekat Limboto dan membentuk Kampung Jawa Reksonegoro."

Seperti orang Minahasa, orang-orang Jaton juga merantau. Tidak hanya ke Gorontalo, ada juga yang pergi ke Jawa. Di antara mereka, ada yang sukses di pemerintahan, seperti Kusno Dupoyono, yang pernah menjadi gubernur di Lampung—salah satu provinsi di Sumatera yang dipenuhi oleh orang Jawa.

Seperti orang Minahasa lainnya yang dipengaruhi oleh Belanda, orang-orang Jaton menggunakan nama marga, dengan merujuk pada nama leluhur yang pertama kali tiba di Tondano.


×

Keturunan Kyai Mojo biasanya menggunakan nama Kiay Modjo. Salah satunya adalah dosen Bahasa Jerman di Universitas Sam Ratulangi: Julaiha Kiay Modjo. Dia mengatakan bahwa dia tidak tahu lagi di mana orang-orang dengan nama marga Kiay Modjo tinggal di Kampung Jawa Tondano. Namun, dia menyebutkan bahwa banyak marga Kiay Modjo yang tinggal di Gorontalo.***

TAG: #sejarah
Sumber:

BERITA TERKAIT