Hunter X Hunter Terinsipirasi dari Judul sebuah Varierty Show apa?
Adaptasi Teater Hunter x Hunter: Euforia Megah atau Awal Ledakan Konflik Tanpa Akhir?
Siapkan nyali dan emosimu, penggemar Hunter x Hunter! Dunia penuh misteri dan intrik ciptaan Yoshihiro Togashi kini akan dihidupkan dalam wujud yang tak terduga: sebuah adaptasi teater. Namun, apakah ini sebuah penghormatan untuk mahakarya legendaris ini? Ataukah justru sebuah langkah kontroversial yang mengundang perpecahan di antara penggemar setianya?
Fokus pada The Phantom Troupe: Pilihan Cerdas atau Bumerang?
Adaptasi ini, bertajuk Hunter x Hunter The Stage 2, akan berpusat pada The Phantom Troupe, kelompok kriminal kejam yang penuh dengan konflik internal, dipimpin oleh Chrollo Lucilfer. Pemimpin karismatik ini dikenal dengan gaya tenangnya yang bertolak belakang dengan dinamika brutal kelompoknya. Sepuluh aktor terpilih akan membawakan kisah mereka di Galaxy Theatre, Tokyo, pada 16–31 Maret 2024, sebelum melanjutkan tur ke Osaka pada April.
Tetapi pilihan untuk mengangkat cerita The Phantom Troupe bukannya tanpa kritik. Mengapa Togashi dan tim produksi memilih untuk mengesampingkan Gon, Killua, Kurapika, dan Leorio—karakter inti yang menjadi pusat emosi cerita? Apakah narasi kelam dari kelompok kriminal ini dianggap lebih menjual di panggung teater?
Bahkan lebih menarik perhatian adalah duel ikonis yang belum pernah dianimasikan sebelumnya: Chrollo melawan Hisoka, si badut maut yang obsesinya pada Gon membuatnya menjadi salah satu karakter paling ikonis dalam seri ini. Duel ini akan dibawa ke panggung teater. Tapi bisakah keintensitasan dan kekerasan yang menggambarkan pertarungan itu benar-benar diterjemahkan di atas panggung? Ataukah akan terkesan lunak demi menjangkau penonton yang lebih luas?
Di Mana Gon dan Killua?
Ketiadaan Gon dan Killua di cerita ini menimbulkan banyak pertanyaan. Mengapa adaptasi ini justru meminggirkan para tokoh utama yang menjadi jantung dari Hunter x Hunter? Apakah ini keputusan artistik untuk menggali sisi gelap cerita, atau hanya langkah komersial demi memanfaatkan popularitas The Phantom Troupe?
Keputusan ini tentu saja mengundang reaksi beragam. Bagi sebagian penggemar, ini adalah eksplorasi yang menarik dari salah satu elemen paling kompleks dalam cerita Togashi. Namun, bagi yang lain, ini terasa seperti pengkhianatan terhadap akar emosional dari manga yang mereka cintai.
Di Balik Kejayaan, Ada Perjuangan Sang Pencipta
Semua ini terjadi di tengah kondisi kesehatan Yoshihiro Togashi yang memprihatinkan. Setelah absen hampir empat tahun, Togashi kembali menerbitkan bab baru Hunter x Hunter pada Oktober 2024, sebuah langkah yang ia capai dengan perjuangan luar biasa. Togashi secara terbuka mengungkapkan bahwa ia tidak dapat duduk selama dua tahun karena masalah punggung, sehingga proses menggambar menjadi tantangan besar.
Kisah di balik layar ini menambahkan lapisan emosional pada adaptasi teater ini. Apakah produksi ini adalah penghormatan terhadap karya dan dedikasi Togashi? Ataukah hanya sekadar eksploitasi terhadap sebuah mahakarya?
Persimpangan Baru untuk Hunter x Hunter
Dengan pertunjukan ini, Hunter x Hunter memasuki babak baru yang memecah opini. Apakah ini akan menjadi selebrasi besar yang mengukuhkan statusnya sebagai legenda shonen? Ataukah justru akan memicu ledakan konflik baru di hati para penggemarnya?
Yang jelas, mulai Maret 2024, panggung teater di Tokyo akan menjadi saksi babak baru dari dunia Hunter x Hunter. Euforia megah atau tragedi besar—semuanya tergantung pada bagaimana adaptasi ini diterima oleh para penggemar. Satu hal yang pasti, daya tarik dunia Hunter tak pernah redup, bahkan di bawah sorotan lampu teater. Apakah Anda siap menyaksikan sejarah baru ini?