BURUHTINTA.co.id - Gunung Merapi, yang terletak di perbatasan antara Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, kembali meletus dengan memuntahkan lahar panas. Menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), awan panas telah bergerak ke arah Sungai Bebeng atau Krasak.
Zona bahaya telah ditetapkan sejauh 7 km dari puncak gunung, dan masyarakat diminta untuk menjauh dari daerah berbahaya. Pada pukul 12:12 WIB hari Sabtu, 11 Maret 2023, BPPTKG mencatat bahwa Gunung Merapi meletus.
Video dari stasiun CCTV di Tunggularum-Sleman menunjukkan bahwa gunung diselimuti awan panas yang terlihat seperti muntah. BPPTKG telah memberikan peringatan kepada masyarakat untuk menjauhi kawasan berbahaya di sekitar Kali Bebeng dan Krasak.
Warga Turgo Sleman Mengungssi
Setelah Gunung Merapi meletus pada sore Sabtu, 11 Maret 2023, masyarakat di Turgo, Purwobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, dan Kecamatan Pakem mulai mengungsi ke tempat yang lebih aman. Beberapa orang mengungsi ke SD Sanjaya di Tritis, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman.
Menurut Bambang Kuntoro, Kepala Bidang Logistik dan Darurat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, "Satu atau dua warga Turgo terpeleset". Erupsi Gunung Merapi terus berlangsung hingga pukul 13.53 WIB. Di Tunggularum, Turi, warga bersiap-siap di depan rumah untuk berangkat jika perlu.
Tim BPBD, Polri, TNI, dan relawan telah berada di zona 9 kilometer dari puncak Gunung Merapi. Sebelumnya, pada pukul 12:12 WIB hari itu, Gunung Merapi telah mengeluarkan awan panas ke arah Kali Bebeng atau Kali Krasak. BPPTKG telah mengimbau masyarakat untuk menjauhi zona bahaya yang berjarak 7 kilometer dari puncak gunung. Selama satu minggu sebelumnya, Gunung Merapi dikabarkan telah meluncurkan 19 lava jatuh.***