BURUHTINTA.co.id - Park Mu Jin tidak pernah berpikir bahwa dia akan terjun di arena politik. Park Mu Jin tidak pernah berpikir sebelumnya bahwa dia ingin memerintah dan duduk di singgasana terkuat Blue House.
Park Mu Jin tidak pernah berpikir bahwa menjadi seorang pemimpin berdasarkan fakta, data, dan pemikiran logis dapat membahayakan nyawanya dan keluarganya.
Ini adalah kisah seorang menteri yang bertanggung jawab atas lingkungan. Meskipun orang menganggapnya biasa, dia mampu menyerang pandangan politik negatif dengan berbagai cara. Bisakah Park Mu Jin melewati 60 hari ke depan sebagai presiden?
Ringkasan
Langit biru yang indah dan sinar matahari di pagi hari. Tapi cahaya pagi yang cerah tidak menjadi masalah ketika serangkaian ledakan menghantam Gedung Pertemuan. Tembok di berbagai sisi Gedung Pertemuan runtuh sekaligus, menghancurkan area di sekitarnya.
Atap Gedung Majelis runtuh dengan cepat, mengubur semua orang di dalamnya, termasuk Presiden.
Ya, ada rapat umum di sana bersama Presiden Yang Ji Man dan para menterinya. Mereka tidak hanya datang, tetapi juga kelompok yang menentang pemerintahan Yang Ji Man dan kelompok yang mendukungnya. Semua orang penting berada di tempat yang sama. Dan mereka semua tewas seketika saat teroris membom Gedung Majelis.
Sejak Presiden dinyatakan meninggal, tidak ada seorang pun yang duduk di Gedung Biru. Kursi Presiden tidak boleh kosong sedetik pun, tetapi staf di Gedung Putih tidak tahu menteri mana yang harus menggantikannya. Saat itu, semua menteri bersama Yang Ji Man.
Lanjut …