Gus Miftah Mengungkap Alasan Mengapa Tarif Dakwahnya Rp 3 Miliar: Subsidi Silang dan Pertimbangan Konteks
BURUHTINTA.co.id - Gus Miftah, seorang dai yang terkenal, menuai perhatian publik setelah dikabarkan mematok tarif dakwah sebesar Rp 3 miliar. Kabar tersebut menjadi perbincangan banyak orang, dan Gus Miftah pun memberikan penjelasan mengapa ia mematok harga sedemikian tinggi.
Dalam sebuah wawancara di Trans TV, Gus Miftah menjelaskan bahwa harga yang ditentukan tergantung pada pihak yang mengundangnya. Jika dia diundang oleh kalangan pejabat atau orang kaya, ia akan mematok harga yang sesuai. Menurutnya, orang kaya dan pejabat seringkali mengadakan acara dengan ribuan orang di lapangan dan memiliki kepentingan politik tertentu. Oleh karena itu, dia berpendapat bahwa mematok harga rendah dalam situasi tersebut akan menjadi kesalahan.
Namun, jika dia diundang oleh golongan menengah ke bawah, Gus Miftah menyatakan bahwa ia akan bersikap berbeda. Dia tidak akan meminta bayaran yang tinggi, melainkan akan mengikuti kemampuan finansial mereka.
Gus Miftah juga menjelaskan bahwa setiap tindakan yang dia lakukan melibatkan subsidi silang. Misalnya, ketika ia berdakwah di masyarakat menengah ke bawah, dia membawa uang tunai untuk dibagikan kepada mereka. Ini merupakan bentuk subsidi silang dari penghasilannya. Dia menganggap ini sebagai cara memberikan bantuan kepada masyarakat pedesaan.
Dalam konteks lain, Gus Miftah menyatakan bahwa jika diundang oleh pejabat atau BUMN, ia tidak dapat mematok harga seikhlasnya. Pasalnya, mereka memiliki dana yang cukup untuk membayar. Namun, ketika diundang oleh masyarakat desa, Gus Miftah tidak mempermasalahkan uang dan bahkan bersedia memberikan subsidi dari pihaknya jika diperlukan.
Penjelasan Gus Miftah tersebut menggambarkan adanya pertimbangan konteks dan subsidi silang dalam penetapan harga dakwahnya. Dia berupaya untuk mempertimbangkan situasi serta kemampuan finansial pihak yang mengundangnya, dengan tujuan memberikan kontribusi yang lebih besar kepada masyarakat yang membutuhkan.
Dengan demikian, melalui penjelasan ini, Gus Miftah berharap dapat mengatasi kehebohan terkait tarif dakwahnya yang mencapai Rp 3 miliar dan menjelaskan alasan di balik harga yang ditentukan.***