header

Tol Cipali daerah mana? Sering kecelakaan karena sosok gaib dari Batu Bleneng

Rabu 04-01-2023 / 21:38 WIB


Tol Cipali daerah mana? Sering kecelakaan karena sosok gaib dari Batu Bleneng

BURUHTINTA.co.id - Kecelakaan sering terjadi di jalan tol Cipali, sehingga kerap dikaitkan dengan hal gaib. Tol Cipali memiliki panjang 116 kilometer dari Cikopo hingga Palimanan. Jalan tol di Jawa Barat ini merupakan jalur yang populer bagi para pengendara dari atau menuju Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Salah satu penyebab kecelakaan di jalan tol ini adalah karena ada sosok gaib yang mengawasinya. Sebelum jalan tol ini dibangun, kawasan tersebut merupakan hutan dengan banyak pepohonan yang dianggap sebagai tempat tinggal hantu. Salah satu cerita yang paling terkenal adalah tentang sebuah batu besar bernama Bleneng.


Masyarakat setempat percaya bahwa kekuatan Batu Bleneng tidak bisa diremehkan, karena konon ada arwah yang tinggal di batu dekat jalan di KM 182. Pernah, seorang pekerja di jalan tol mencoba, tapi gagal, untuk memecahkan batu.

Bahkan, pekerja itu meninggal tak lama setelah menggunakan alat berat untuk mencoba memecahkan batu tersebut. Setelah melihat ke dalamnya dan mencari tahu di mana letaknya, jalan tol diubah sedikit agar tidak terlalu dekat dengan batu ajaib. Beberapa orang tidak percaya dengan keberadaan batu ajaib tersebut, namun banyak juga yang mempercayainya.

Orang yang tidak mempercayai adanya Batu Bleneng menyebut bahwa alasan jalan Tol Cipali sedikit dibelokkan karena permintaan dari sebuah pesantren di dekat jalan tol.


×

Ada pendapat lain mengapa jalan itu belok (nggak lurus), karena di situ dulu ada pesantren. “Kalau diperhatikan harusnya jalan itu lurus, tapi di situ ada pesanten. Dulu ketika design dibuat menghindari itu,” kata Wakil Dirut PT Lintas Marga yang mengelola Tol Cipali, Hudaya Arianto.

Hudaya menegaskan, kecelakaan di Tol Cipali tidak ada hubungannya dengan Batu Bleneng. Alasan perpindahan jalur menjadi belokan terjadi karena pesantren tidak mau tanahnya dibebaskan. Akhirnya, rute diubah karena permintaan masyarakat setempat.

Penduduk setempat mengatakan bahwa Batu Bleneng sengaja diletakkan di sana untuk mengisi mata air yang dapat menyebabkan banyak banjir. Orang-orang menganggap batu itu sebagai penjaga, dan itu sangat membantu menjaga orang tetap aman di rumah mereka. ***

Sumber:

BERITA TERKAIT