header

Pasukan belanda mengimbangi sistem gerilya yang dilakukan pasukan aceh dengan menggelar siasat concentatie stelsel

Sabtu 13-05-2023 / 22:21 WIB


Pasukan belanda mengimbangi sistem gerilya yang dilakukan pasukan aceh dengan menggelar siasat concentatie stelsel

BURUHTINTA.co.id - Pada akhir abad ke-19, terjadi konflik yang sengit antara Belanda dan Aceh di Nusantara. Pasukan Aceh memanfaatkan taktik gerilya dalam perang, yang sulit ditangkap oleh pasukan Belanda yang relatif besar dan berbasis di kota-kota.

Untuk mengatasi masalah ini, pasukan Belanda memutuskan untuk menerapkan taktik yang disebut sebagai "siasat concentatie stelsel" atau "konsentrasi paksa". Konsep ini melibatkan pemindahan populasi Aceh ke kota-kota besar yang dijaga ketat oleh pasukan Belanda.


Pada tahun 1896, pemerintah Hindia Belanda di Aceh mengeluarkan proklamasi yang mewajibkan seluruh penduduk untuk tinggal di dalam kota yang dijaga oleh pasukan Belanda. Proklamasi ini menyatakan bahwa setiap orang yang ditemukan di luar kota akan dianggap sebagai pemberontak dan akan diberikan hukuman yang sangat berat.

Pemindahan paksa ini dilakukan dengan cara yang sangat kasar. Pasukan Belanda menggunakan kekerasan untuk memaksa penduduk Aceh meninggalkan desa-desa mereka dan berkumpul di kota-kota besar yang dijaga ketat. Banyak orang Aceh yang meninggal akibat perlakuan kasar pasukan Belanda selama proses pemindahan paksa ini.

Meskipun siasat concentatie stelsel berhasil mengekang gerakan gerilya di Aceh, tetapi hal ini berdampak besar pada populasi Aceh. Banyak orang yang menderita akibat kekurangan makanan dan lingkungan kumuh yang tidak sehat di dalam kota-kota yang dijaga ketat tersebut.


×

Selain itu, taktik ini juga dianggap sebagai bentuk pelanggaran hak asasi manusia dan kebebasan individu. Oleh karena itu, taktik siasat concentatie stelsel ini sangat kontroversial dan dikecam oleh banyak pihak.

Namun, dari perspektif militer, siasat concentatie stelsel berhasil memaksa pasukan gerilya Aceh untuk berhenti bergerak dan berkumpul di kota-kota yang dijaga ketat oleh pasukan Belanda. Hal ini memungkinkan pasukan Belanda untuk mengendalikan situasi di wilayah tersebut dan mengurangi aksi pemberontakan.

Secara keseluruhan, siasat concentatie stelsel adalah salah satu contoh dari taktik brutal yang digunakan dalam konflik militer di masa lalu. Meskipun taktik ini berhasil dalam memenangkan pertempuran, dampak negatifnya pada populasi dan hak asasi manusia tidak dapat diabaikan. Oleh karena itu, taktik semacam ini tidak boleh dilakukan dalam konflik modern, di mana kebebasan individu dan hak asasi manusia harus dihormati.***

TAG: #soal
Sumber:

BERITA TERKAIT