header

Dampak Badai El Nino dan La Nina bagi indonesia adalah Puncak Musim Kemarau Lebih Kering dan Ancaman Gagal Panen

Jumat 06-10-2023 / 03:16 WIB


Dampak Badai El Nino dan La Nina  bagi indonesia adalah Puncak Musim Kemarau Lebih Kering dan Ancaman Gagal Panen

BURUHTINTA.co.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan serius tentang dampak El Nino yang diperkirakan akan melanda sejumlah daerah di Indonesia dalam beberapa bulan ke depan. Fenomena El Nino, yang disertai dengan Indian Ocean Dipole (IOD) positif, diproyeksikan akan membuat puncak musim kemarau tahun ini menjadi lebih kering dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Dampaknya akan terasa luas, terutama dalam sektor pertanian dan ketahanan pangan nasional.

Menurut Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, kondisi ini berpotensi mengganggu ketahanan pangan nasional karena lahan pertanian tadah hujan yang masih bergantung pada curah hujan dapat mengalami puso, yang artinya gagal panen akibat kekurangan pasokan air selama fase pertumbuhan tanaman. Kondisi ini juga dapat meningkatkan risiko kebakaran hutan dan lahan (karhutla), yang jika tidak terkendali dapat mengakibatkan krisis kabut asap.


"Lahan pertanian berisiko mengalami puso alias gagal panen akibat kekurangan pasokan air saat fase pertumbuhan tanaman," ungkap Dwikorita Karnawati. Dia juga mencatat bahwa selain dampaknya terhadap lingkungan, situasi ini akan berdampak pada ekonomi, sosial, dan kesehatan masyarakat. Udara yang lebih kering selama musim kemarau juga meningkatkan risiko persebaran penyakit.

Sementara sektor pertanian dapat terdampak secara negatif, sektor perikanan justru berpotensi mendapatkan keuntungan. Perubahan suhu laut dan pola arus selama El Nino dan IOD positif yang mendingin dapat meningkatkan hasil tangkapan ikan. BMKG mendorong pihak terkait untuk memanfaatkan peluang ini untuk mendukung ketahanan pangan nasional.

BMKG mencatat bahwa indeks El Nino pada bulan Juli mencapai 1,01 dengan tingkat keparahan moderat, sementara IOD telah mencapai indeks positif. Fenomena ini akan berlangsung selama beberapa bulan ke depan, dengan puncak kemarau kering yang diperkirakan akan terjadi pada Agustus hingga awal September. Curah hujan yang rendah atau bahkan tidak ada selama puncak kemarau ini diprediksi akan jauh lebih buruk dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.


×

Kondisi ini mengingatkan semua pihak untuk menghemat penggunaan air, baik di dalam maupun di luar rumah, mengingat potensi penurunan debit air sungai dan sumber mata air yang mungkin terjadi selama musim kemarau yang lebih kering ini.

Kepala Divisi Kampanye Walhi, Puspa Dewy, juga menyoroti pentingnya persiapan dan skema mitigasi yang perlu disusun oleh pemerintah untuk menghadapi ancaman kekeringan yang dapat terjadi akibat perubahan iklim. Dengan tindakan yang tepat, kerugian dapat diminimalkan, dan masyarakat dapat lebih baik beradaptasi dengan dampak dari fenomena El Nino yang dihadapi saat ini.***

TAG: #kemarau
Sumber:

BERITA TERKAIT