Charlie Hebdo bikin heboh lagi, menghina pemimpin Iran Ayatollah Ali Khamenei
BURUHTINTA.co.id – Mejalah perancis yang bernama Charlie Hebdo berikut situs-nya https://charliehebdo.fr/ bikin heboh lagi. Beberapa tahun lalu majalah ini memuat kartun tentang Nabi Muhammad yang mengakibatkan pembunuhan 12 orang di Perancis (2015).
Serta pada tahun 2021 seorang guru SMU yang bernama Samuel Paty dibunuh warga lokal perancis keturunan arab, karena menampilkan dan membahas kartun tersebut di kelas. Dan beberapa lagi pembunuhan dengan isu yang sama.
Kali ini yang jadi sasaran satir Charlie Hebdo adalah pemimpin Iran Ayatollah Ali Khamenei. Memang pada beberapa bulan terakhir ini terjadi gelombang demonstrasi terkait isu jilbab dan kematian Mahsa Amini, gadis iran dari etnis Kurdi. Dan gelobang demonstrasi itu pun menyebar ke seluruh penjuru dunia.
Namun alasan yang disampaikan Charlie Hebdo menerbitkan karikatur dalam edisi khusus yang memuat konten pemimpin iran itu untuk memperingati serangan mematikan di kantornya di Paris pada 7 Januari 2015 oleh militan Islam, setelah mingguan itu menerbitkan kartun menghina Nabi Muhammad.
Reaksi pemerintah Iran pertama kali adalah memanggil utusan Perancis di Iran untuk menyampaikan protes dan minta penjelasan.
"Republik Islam Iran tidak menerima penghinaan terhadap kesucian dan nilai-nilai Islam, agama, dan nasionalnya dengan cara apa pun," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Nasser Kanaani kepada utusan Prancis pada hari Rabu, 4 Januari 2023.
Kementerian Luar Negeri Prancis belum menyampaikan tanggapan atas pemanggilan tersebut.
Menghadapi krisis legitimasi terburuk sejak Revolusi Islam 1979, para pemimpin agama Iran menuduh musuh asing adalah yang mendalangi protes massa anti-pemerintah untuk mengacaukan negara.
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian sebelumnya pada hari Rabu memperingatkan bahwa langkah "ofensif dan tidak senonoh" akan mendapat tanggapan tegas dari Teheran.
"Kami tidak akan membiarkan pemerintah Prancis melangkah terlalu jauh. Mereka pasti memilih jalan yang salah," cuit Amirabdollahian.***
