header

Junaedi, Pembunuh keji dari Desa Babulu Laut – Penajam

Rabu 14-02-2024 / 13:05 WIB


Junaedi, Pembunuh keji dari Desa Babulu Laut – Penajam

Desa Babulu Laut, Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur, diguncang oleh sebuah tragedi keji yang mengejutkan. Seorang pelajar SMK bernama Junaedi menjadi pusat perhatian setelah terlibat dalam pembunuhan mengerikan terhadap satu keluarga yang tak berdosa.

Pada Selasa, 6 Februari 2024, lima nyawa tumbang dalam kekejaman yang dilakukan oleh Junaedi. Korban-korban yang tak berdosa terdiri dari Waluyo (35), Sri Winarsih (34), Risna Jenita Sari (15), Vivi Dwi Suriani (10), dan Zhafi Aidil Adha (2,5). Mereka semua tewas mengenaskan setelah disambar oleh parang yang digunakan oleh pelaku.


Motif pembunuhan yang mengerikan ini ternyata didasari oleh asmara dan dendam pribadi yang dimiliki oleh Junaedi. Bahkan, aksi keji ini tidak berhenti sampai di situ. Junaedi juga melakukan tindakan keji terhadap mayat ibu dan anak sulung korban yang merupakan mantan kekasihnya dengan merudapaksa mereka.

Setelah melancarkan aksi kejamnya, Junaedi segera kembali ke rumahnya untuk membersihkan diri. Namun, upaya untuk menyembunyikan kejahatannya tidak berjalan mulus. Pihak kepolisian menemukan kejanggalan dalam kesaksiannya yang menunjukkan bahwa Junaedi mencoba merekayasa cerita dengan memberikan keterangan palsu.

Melalui penyelidikan yang mendalam, polisi akhirnya berhasil mengungkap kebenaran. Junaedi dipastikan sebagai pelaku pembunuhan yang keji tersebut. Rumah pelaku digeledah, dan barang bukti berupa parang dan pakaian yang digunakan saat melakukan aksi kejahatannya berhasil ditemukan.


×

Lebih lanjut, dilaporkan bahwa Junaedi sempat menyembunyikan barang bukti tersebut di beberapa tempat di sekitar rumahnya. Salah satunya adalah di area belakang rumah serta mesin cuci. Namun, tindakan penyembunyian tersebut tidak berhasil mengelabui polisi yang dengan teliti melakukan penyelidikan.

Sebagai tindak lanjut, rumah dan bengkel milik pelaku telah dirobohkan, termasuk rumah dari ibu Junaedi. Keputusan ini diambil setelah konsensus bersama karena warga merasa trauma dengan kejadian tragis yang terjadi di tempat tersebut.

Tragedi ini menunjukkan betapa pentingnya upaya untuk memastikan keamanan dan ketertiban masyarakat. Kejahatan yang dilakukan oleh Junaedi tidak hanya merenggut nyawa, tetapi juga merusak kedamaian dan kepercayaan dalam komunitas. Semoga pelaku mendapat hukuman setimpal sesuai dengan kejahatannya, dan keluarga korban dapat menemukan kekuatan untuk menghadapi cobaan ini.

Sumber:

BERITA TERKAIT