Perdebatan Snouck Horgronye dengan Para Sarjana Jerman jelang Perang Dunia Pertama
Menjelang Perang Dunia I, terjadi perdebatan atau pertentangan antara Snouck Horgronye dengan para sarjana jerman. Dan di kemudian hari tejalin aliansi Jerman-Turki selama perang dunia pertama tersebut.
Pertentangan atau perbedaan pendapat yang paling runcing melawan pendapat Snouck Hurgronje terutama berasal dari kalangan sarjana Jerman, khususnya Carl Heinrich Becker. Berikut beberapa poin utama dari perbedaan pendapat tersebut:
Interpretasi terhadap Jihad dan Pengaruh Politik
- Snouck Hurgronje mengkritik keras pandangan yang mendukung penggunaan Jihad untuk kepentingan politik, seperti yang diusulkan oleh Hugo Grothe. Ia melihat bahwa penggunaan Jihad oleh elit politik di Istanbul hanya sebagai alat untuk memanipulasi rakyat demi tujuan mereka sendiri.
- Sebaliknya, Becker, yang berbagi pandangan dengan Grothe, melihat bahwa Jerman dapat membantu Turki membangun kembali negara tersebut dan mendukung seruan Jihad sebagai bentuk perlawanan terhadap musuh-musuh Islam yang menjajah tanah-tanah Muslim.
Pandangan Terhadap Kolonialisme dan Pendidikan
- Snouck Hurgronje percaya bahwa tugas negara kolonial modern adalah mendidik umat Muslim untuk memperluas pandangan mereka tentang komunitas ke seluruh umat manusia dan mengajarkan mereka untuk hidup damai dengan semua manusia. Ia mengkritik keras usaha untuk membawa umat Muslim kembali ke jalan kebencian agama abad pertengahan demi kepentingan egois kolonial.
- Becker, di sisi lain, merasa tersinggung oleh kritik Snouck Hurgronje terhadap integritas ilmiahnya dan etika yang dia pegang. Pertentangan ini membuat hubungan mereka renggang dan Becker merasa dikhianati oleh seseorang yang dia anggap sebagai teman.
Tanggapan Terhadap Pandangan Snouck Hurgronje
- Martin Hartmann awalnya merespons positif terhadap Snouck Hurgronje, tetapi kemudian berpihak kepada Becker setelah merasa bahwa Snouck Hurgronje telah salah memahami pandangan Becker karena ketidakmampuan bahasa Jerman yang memadai.
- Pertukaran surat yang intens antara Snouck Hurgronje, Becker, Hartmann, Nöldeke, dan Goldziher menunjukkan betapa seriusnya perbedaan pendapat ini dan bagaimana hal itu mempengaruhi hubungan pribadi dan profesional di antara mereka.
Dalam keseluruhan, perbedaan utama berkisar pada pandangan tentang bagaimana Islam seharusnya berinteraksi dengan kekuasaan kolonial dan bagaimana konsep-konsep seperti Jihad harus dipahami dan diterapkan dalam konteks politik dan sosial.***