KPK Selidiki Korupsi Pengadaan Meubelair SD yang Libatkan Mbak Ita di Pemkot Semarang
Di balik kursi dan meja SD yang tampak polos, tersembunyi skenario korupsi yang menyeret Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu alias Mbak Ita, ke dalam pusaran kejahatan yang mengerikan. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tak main-main. Mereka menancapkan tombak penyelidikan kepada Mbak Ita, politisi yang selama ini dianggap “tak terkalahkan.”
Pengadaan meubelair sekolah dasar di Kota Semarang bukan lagi sekadar urusan administrasi biasa. Ini adalah panggung dramatis dalam permainan politik lokal yang penuh intrik. Dengan penyelidikan yang tajam dan tak terbantahkan, KPK mulai menggali setiap celah dalam kasus ini. Pemeriksaan terhadap Mbak Ita pada Senin, 16 Desember 2024, bukan sekadar formalitas. Ini adalah langkah strategis untuk membongkar kebohongan yang selama ini terselubung rapi.
Juru bicara KPK menyampaikan bahwa tim penyidik tidak hanya memeriksa, tetapi juga menggali kebenaran yang selama ini terkubur. Polrestabes Semarang menjadi lokasi di mana keadilan mulai bergerak.
Saksi-saksi kunci seperti Bambang Pramusinto dan Muhammad Ahsan telah dipanggil untuk memberikan keterangan. Mereka bukan lagi sekadar pejabat daerah, melainkan tokoh-tokoh penting dalam misteri korupsi ini. KPK menegaskan bahwa penyelidikan akan terus berjalan hingga setiap detail kecurangan terungkap.
Sejak Juli 2024, KPK telah melakukan penyidikan intensif terhadap tiga dugaan tindak pidana korupsi di lingkungan Pemkot Semarang, mulai dari suap pengadaan barang, pemerasan insentif pajak, hingga penerimaan gratifikasi. Namun, dalam skenario ini, Mbak Ita menjadi sasaran utama. Wali Kota yang selama ini dianggap “tak tergoyahkan” kini harus menghadapi kenyataan pahit yang tak terhindarkan.
Penggeledahan di berbagai lokasi seperti Kota Semarang, Kudus, dan Salatiga menjadi bukti nyata bahwa KPK tidak bermain-main. Para tersangka mulai dari P. Rachmat Utama Djangkar, Direktur PT Deka Sari Perkasa, hingga Alwin Basri, suami Mbak Ita sekaligus Ketua Komisi D DPRD Jawa Tengah, turut disorot. Ini bukan lagi sekadar kasus korupsi biasa, melainkan drama politik penuh ketegangan yang melibatkan tokoh-tokoh berpengaruh.
Juru bicara KPK menegaskan bahwa tim tidak akan berhenti hingga keadilan benar-benar terwujud. Mbak Ita, yang selama ini menjadi simbol kekuasaan di Kota Semarang, kini menghadapi tantangan terberat dalam karier politiknya. Kasus korupsi meubelair SD bukan sekadar perkara kecil; ini adalah bom waktu yang siap meledak, mengungkap seluruh rezim kekuasaan yang selama ini dipertahankan.
KPK siap membongkar kebenaran. Siapa yang akan tersingkir? Siapa yang akan bertahan? Semua masih menjadi misteri. Namun satu hal yang pasti: permainan politik di Kota Semarang tidak akan pernah sama lagi.