Skandal Fraud eFishery: Founder & CEO Gibran Huzaifah dan Chrisna Aditya Dicopot, Siapa Berikutnya yang Akan Tersungkur?
Dunia bisnis Indonesia dikejutkan oleh kabar mengejutkan: dua sosok utama di startup unicorn eFishery, Gibran Huzaifah (CEO) dan Chrisna Aditya (CFO), secara mendadak dicopot dari jabatannya. Benar, Anda tidak salah dengar! Dua tokoh ikonik di industri startup, yang sebelumnya dipuja sebagai "idola" bisnis, kini harus menghadapi kenyataan pahit.
Namun, ini bukan sekadar kisah pemecatan biasa. Kasus ini memiliki elemen dramatis yang lebih menyeramkan daripada plot film misteri. Kedua pendiri yang dulunya dielu-elukan sebagai "pahlawan" startup Indonesia kini terseret dalam dugaan skandal penggelapan dana perusahaan, dengan jumlah yang fantastis: triliunan rupiah.
eFishery mengklaim bahwa keputusan pemecatan ini diambil demi memperkuat tata kelola perusahaan yang baik. Namun, benarkah ini hanya langkah manajemen biasa, atau ada intrik yang lebih dalam di balik layar?
Menurut laporan dari Deal Street Asia, Gibran dan Chrisna tengah diperiksa atas dugaan penggelapan dana. Tak lama setelah penyelidikan dimulai, keduanya langsung dicopot tanpa peringatan atau kesempatan untuk membela diri. Posisi mereka pun segera diisi oleh Adhy Wibisono dan Albertus Sasmita sebagai CEO dan CFO interim.
Dalam pernyataan resminya, eFishery menegaskan bahwa mereka memandang serius kasus ini dan berkomitmen untuk menangani masalah tersebut dengan penuh tanggung jawab. Namun, publik bertanya-tanya: apakah ini sekadar pernyataan normatif, atau ada rahasia besar yang belum diungkapkan?
Sebagai unicorn kebanggaan Indonesia, eFishery sebelumnya berhasil mengumpulkan pendanaan Seri D senilai Rp3 triliun. Namun, kini dua pendiri yang sempat menjadi simbol kesuksesan bisnis lokal justru tercoreng oleh skandal besar.
Seorang pengguna Instagram dengan akun @johannesclinton mengenang masa kejayaan Gibran dan Chrisna, yang sering muncul di berbagai podcast 2–3 tahun lalu untuk berbagi inspirasi. "Dulu mereka pahlawan bisnis, sekarang mereka jadi ‘teroris’ penggelapan dana," tulisnya, mencerminkan kekecewaan publik terhadap keduanya.
Pertanyaan besar pun muncul: siapa yang akan menjadi korban berikutnya? Apakah ini hanyalah awal dari serangkaian skandal yang lebih besar, atau justru akhir dari kisah tragis yang penuh teka-teki? Waktu yang akan menjawab semuanya.