VIDEO Viral Whoosh! Rapat Gibran di Kereta Cepat Jakarta Bandung
Bayangkan sebuah pertemuan yang melaju secepat 350 kilometer per jam, seirama dengan ritme kehidupan urban yang serba cepat. Itulah yang terjadi ketika Wakil Presiden terpilih, Gibran Rakabuming Raka, membuat kejutan dengan ide "kreatifnya": mengubah gerbong Kereta Cepat Whoosh menjadi kantor berjalan.
Di tengah kereta yang melaju seperti kilat, sebuah kabin sederhana bertransformasi menjadi ruang rapat instan. Dilengkapi layar presentasi canggih yang memproyeksikan data-data penting, meja rapat bergaya ruang direksi kelas atas, dan suasana dinamis yang mengingatkan pada denyut kota besar. Namun, tak disangka, rapat baru saja dimulai—bahkan belum sempat masuk ke inti pembahasan—tiba-tiba kereta sudah sampai di stasiun tujuan!
"Rapat 30 menit di kereta cepat? Baru selesai salam pembuka, eh, sudah sampai stasiun! Kok bisa seefisien itu?" celetuk seorang netizen sambil tertawa geli. Lainnya menimpali, "Efisiensi, atau hanya gimik untuk dipamerkan?"
Semua ini berawal dari Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 34 Tahun 2024 yang ditandatangani pada 16 Desember 2024. Keppres ini menunjukkan bahwa inovasi tidak mengenal batas—bahkan jika itu berarti mengadakan rapat di atas kereta yang melesat bak kilat. Meski begitu, pertanyaan kritis tetap mengemuka: apakah ini benar-benar efisiensi yang diharapkan, atau sekadar adegan yang dirancang untuk menarik perhatian publik?
Dalam dunia serba cepat seperti sekarang, mungkin kita semua perlu bertanya: sejauh mana kita rela mengorbankan kedalaman untuk kecepatan? Ataukah Gibran benar-benar menemukan formula ajaib di mana efisiensi dan dampak dapat berjalan beriringan, seperti kereta cepat yang terus melaju tanpa henti?