Profil Totok Ispiranto, Pendiri OM New Pallapa Orkes Koplo yang Tak Kenal Mati!
New Pallapa—nama ini bukan sekadar grup musik. Ia telah menjelma menjadi legenda, simbol perjuangan, dan bukti nyata bahwa tekad mampu menaklukkan segala rintangan. Dari Sidoarjo, Jawa Timur, orkes koplo ini terus bertahan melawan badai kehidupan. Di balik kisah suksesnya, tersimpan drama penuh luka, ambisi, dan kemenangan. Apa rahasianya? Mari kita selami kisah penuh liku ini!
Awal Mula: Dari Orkes Melayu Pallapa ke New Pallapa
Pada tahun 1998, Totok Ispiranto bersama istrinya, Juana Sari, mendirikan Orkes Melayu Pallapa di Sidoarjo. Orkes ini lahir dari mimpi sederhana: membawa hiburan khas dangdut ke masyarakat. Dengan menggabungkan elemen dangdut klasik dan aransemen modern, Pallapa mulai mendapat tempat di hati penggemarnya. Namun, perjalanan menuju puncak tidaklah mudah.
Tahun 2004 menjadi titik balik besar. Totok harus menghadapi pukulan paling berat dalam hidupnya. Skandal cinta mengguncang Pallapa hingga nyaris runtuh. Juana Sari, istri sekaligus partnernya, memilih meninggalkan Totok dan menikahi Slamet Rudi Hartono atau Cak Met, pemain kendang utama Pallapa. Kejadian ini tidak hanya menghancurkan rumah tangga Totok, tetapi juga mengancam eksistensi Pallapa sebagai grup musik.
Namun, Totok tidak menyerah. Dari kehancuran ini, ia bangkit. Nama Pallapa pun berubah menjadi New Pallapa—sebuah simbol kebangkitan, sekaligus awal babak baru dalam perjalanan mereka.
Konflik Internal: Ketegangan di Balik Layar
Di balik kesuksesan New Pallapa, konflik internal kerap menghiasi perjalanan mereka. Juana Sari yang mengambil alih peran sebagai pemimpin membawa arah baru bagi grup. Sementara itu, Cak Met menjadi ikon penting dengan permainan kendangnya yang memukau.
Lanjut ….
