header

Joshua Steinglass: Jaksa yang Membiarkan Trump Bebas dengan Pembebasan Tanpa Syarat

Sabtu 11-01-2025 / 14:57 WIB


 Joshua Steinglass: Jaksa yang Membiarkan Trump Bebas dengan Pembebasan Tanpa Syarat

Joshua Steinglass, jaksa Manhattan yang berhasil memenjarakan Donald Trump dalam kasus pembayaran uang tutup mulut, kini menjadi sorotan. Rekomendasinya untuk memberikan pembebasan tanpa syarat kepada Trump—yang terbukti bersalah atas 34 tindak pidana—memunculkan pertanyaan besar: apakah keadilan telah ditegakkan atau justru dikhianati?

Karier Penuh Kontradiksi

Sebagai lulusan Yale Law School dengan pengalaman lebih dari 25 tahun, Steinglass dikenal sebagai jaksa yang tegas. Namun, saat menghadapi kasus terbesar dalam kariernya—menegakkan hukum terhadap mantan presiden—ia memilih langkah yang mengejutkan. Apakah ini keputusan strategis untuk melindungi stabilitas, atau tanda lemahnya komitmen terhadap keadilan?

Kasus Trump: Kemenangan yang Kosong?


Steinglass berhasil membuktikan bahwa Trump memalsukan dokumen bisnis untuk menutupi pembayaran uang tutup mulut kepada Stormy Daniels, sebuah tindakan yang dianggap sebagai upaya memengaruhi pemilu 2016. Vonis bersalah ini menjadi momen bersejarah, namun langkah Steinglass selanjutnya membuat banyak pihak terperangah: ia merekomendasikan tidak ada hukuman sama sekali.

Pembebasan tanpa syarat. Tanpa hukuman penjara. Tanpa denda. Tanpa masa percobaan. Trump keluar dari pengadilan dengan cap bersalah, tetapi tanpa konsekuensi nyata. Steinglass membela keputusannya dengan alasan menghormati lembaga kepresidenan, namun banyak yang melihatnya sebagai bentuk penyerahan diri terhadap kekuasaan.

Pembebasan Tanpa Syarat: Keadilan yang Dikhianati?

Keputusan Hakim Juan Merchan untuk mengabulkan pembebasan tanpa syarat ini memicu gelombang kritik. Bagi banyak orang, rekomendasi Steinglass memperkuat anggapan bahwa orang kaya dan berkuasa kebal dari hukum.


×

Steinglass menyebut kurangnya rasa penyesalan Trump dan serangannya terhadap sistem peradilan sebagai faktor pemberat selama persidangan. Namun, dengan merekomendasikan tidak ada hukuman, bukankah Steinglass justru memperkuat narasi Trump bahwa sistem ini tidak adil? Apakah ini langkah bijak untuk menghindari dampak politik, atau kegagalan dalam menegakkan prinsip keadilan?

Warisan yang Dipertaruhkan

Peran Joshua Steinglass dalam kasus Trump akan menjadi penilaian akhir atas kariernya—tergantung sudut pandang. Bagi sebagian orang, ia membuat keputusan bijak untuk menjaga stabilitas konstitusi. Bagi yang lain, ia gagal dalam ujian keadilan yang sesungguhnya.

Satu hal yang jelas: rekomendasi Steinglass mengirim pesan yang mengkhawatirkan. Pesan bahwa bahkan ketika seorang presiden terbukti bersalah atas berbagai tindak pidana, sistem hukum dapat berkompromi demi kekuasaan.

Apakah ini bentuk keadilan, atau justru kegagalan besar? Warisan Joshua Steinglass masih menjadi tanda tanya, tetapi keputusannya akan selalu dikenang sebagai momen penting dalam sejarah hukum dan politik Amerika Serikat.

TAG: #amerika
Sumber:

BERITA TERKAIT