header

Demonstrasi menuntut keadilan warga kulit hitam di Amerika, 1 tewas 5 luka berat

Rabu 09-03-2022 / 03:41 WIB


Demonstrasi menuntut keadilan warga kulit hitam di Amerika, 1 tewas 5 luka berat

BURUHTINTA.co.id - Seperti yang biasa terjadi di Amerika, demonstrasi warga kulit hitam seringkali menimbulkan demonstrasi tandingan dari warga kulit putih. Yang biasanya berakhir bentrok yang kadangkala menimbulkan korban jiwa dan biasanya juga yang meninggal adalah warga kulit hitam.

Pada demonstrasi warga kulit hitam 20 Pebruari 2022 di Portland pada Negara Oregon ini pun demikian. Tercatat satu warga kulit hitam tewas serta lima luka berat dan masih dirawat di rumah sakit.


Belum bisa dikonfirmasi siapa yang melakukan penembakan itu, tapi yang jelas banyak yang berkomentar bahwa penanganan polisi dalam bertindak menghalau demonstran warga kulit hitam di Portland tersebut terlalu berlebihan.

Memang terdapat daftar yang sangat Panjang nama-nama warga kulit hitam yang tewas oleh polisi yang dirasa tidak adil. Pada demo di Portland kali ini mereka menuntut keadilan atas kematian dua orang warga kulit hitam yaitu Amir Locke and Patrick Kimmons karena ditembak mati oleh polisi, dan ini dirasa tidak adil bagi mereka.

Baca juga: Demonstrasi anti mandat vaksin covid di Kanada berkembang brutal, jadi anti pemerintah


×

Baca juga: Awas bahaya investasi Binary Option Binomo, Olymptrade dan Quotex

Kejadian kali ini dinilai New York Times makin menambah kekecewaan warga kulit hitam atas tindakan polisi yang dirasa semena-mena. Pada kejadian sabtu malam itu di lingkungan Rose City Park. Dua pria serta tiga wanita luka-luka berat dan dilarikan ke rumah sakit.

“Penembakan itu terjadi pada awal demonstrasi, yaitu ketika warga kulit putih di lingkungan tempat demo mulai bereaksi,” kata Letnan Nathan Sheppard.

Dia menolak untuk memberikan rincian tentang orang-orang yang dirawat di rumah sakit dan menolak untuk mengatakan apakah ada orang yang ditahan.

“TKP sangat kacau,” katanya  “dan sejumlah saksi ternyata tidak kooperatif dengan petugas polisi.  Kebanyakan mereka diam dan tidak mau bicara dengan polisi.” ***)

Sumber: nytimes.com

BERITA TERKAIT